Iswanto Ginting

KUMPULAN PUISI

Rabu, 11 Februari 2009

Menyimpang dari Kekekalan Energi

Soal Temuan PLTMG Djoko Pasiro

Penemuan pembangkit listrik tenaga mekanikal gravitasi (PLTMG) oleh Djoko Pasiro, 40, mulai menuai keraguan. Temuan itu dinilai menyimpang dari hukum kekekalan energi.

Salah satu yang meragukan temuan Djoko adalah M. Mahfud, pegiat dan peneliti bidang mesin dan elektro. Alasan Mahfud, dilihat dari kacamata ilmiah dan teori fisika, temuan Djoko tidak ada yang baru.

Alumni Fakultas Tehnik Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang 1988 itu menilai, ciptaan Djoko sebatas angan-angan tanpa ada penyebabnya. Padahal, seharusnya ada reaksi, ada aksi.

"Energi itu tidak bisa dibuat atau diciptakan, melainkan pemindahan energi menjadi energi yang dibutuhkan. Kalau tenaga gravitasi itu kan terkesan menciptakan energi," kata Mahfud saat ditemui koran ini kemarin.

Padahal, jelas pria asal Lumajang ini, energi gravitasi identik dengan energi potensial yang tidak mampu menghasilkan energi besar. "Meskipun bisa, tapi membutuhkan biaya besar. Bahkan lebih besar dari manfaatnya, karena kekuatannya terbatas," urainya.

Dijelaskan, temuan Djoko yang disebut tenaga gravitasi itu tidak ada bedanya dengan cara kerja jam dinding atau jam tangan yang tanpa menggunakan baterai. Tapi membutuhkan energi lain, yaitu per alias pelat atau beban untuk memutar jarum jam dan gandulan.

"Energi untuk memutar roda gila yang dikomparasikan terhadap gear perputaran rendah mencapai perputaran cepat, tetap membutuhkan energi untuk bisa memutar sampai 360 derajat," katanya.

Menurut Mahfud, meskipun tenaga mekanikal gravitasi yang disebut Djoko tidak membutuhkan BBM (bahan bakar minyak), perputaran tersebut tetap akan berhenti setelah mencapai titik seimbang. Dari titik seimbang itulah untuk memutar kembali mekanikal agar menghasilkan energi listrik juga membutuhkan energi lain.

"Kalau masih membutuhkan PLN atau tenaga manusia, ya sama saja bohong. Termasuk Nuklir, itu tidak lantas tenaga nuklir, melainkan berasal dari uranium," tandasnya.

Mahfud mengakui hasil kreatifitas Djoko perlu diacungi jempol dan diberi apresiasi khusus. "Tapi sayang, tidak didasari teori fisika sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," katanya.

Sementara Djoko Pasiro mengaku temuannya tersebut berbeda dengan teori ilmiah fisika pada umumnya. Kata dia, PLTMG tidak sama dengan hukum kekekalan energi.

"Ini temuan energi baru. Jadi, mereka yang tidak paham tentang temuan saya pasti mengatakan seperti itu. Padahal, temuan ini tidak berdasarkan teori pada umumnya," kata Djoko.

Disinggung untuk mengembalikan energi saat mencapai titik seimbang, dia menjelaskan, justru titik seimbang itulah yang dijadikan energi baru, bahkan kekuatan menjadi dua kali lipat.

"Makanya, saya katakan ini temuan baru. Sebab, yang diketahui secara umum energi gravitasi itu terbatas. Namun, PLTMG ini tidak terbatas. Sehingga sebagian orang menilai menyimpang dari hukum kekekalan energi. Dan, memang ini tidak sesuai dengan teori tersebut," tandasnya.

Namun, Djoko enggan menjelaskan secara detail cara kerja, gaya, dan sifat energinya. Dia beralasan, mengantisipasi terjadi penjiplakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"Saya tidak bisa menjelaskan sekarang. Setelah proses HAKI (hak atas kekayaan intelektual) mencapai titik akhir, saya siap menjelaskan secara ilmiah," tandasnya.

Sudahkah Anda Membaca di Bawah ini..?



Comments :

1
M4171NK-SAY mengatakan...
on 

Thx yah... broo...

Posting Komentar

'Create your ads
PASTE IN YOUR BLOG..!!
LENCANA FACEBOOK
Iswanto Ginting Sugihen Kutambaru Simalem Nari
 

Copyright © 2009 by Iswanto Ginting.S

Template by Icha-Nangin | Dunia Malam