Iswanto Ginting

KUMPULAN PUISI

Kamis, 07 Mei 2009

Puterasa
PERMAINAN BERDARAH

sudah lama ku tak mendengar suara sumbang
menyingkap kotor dan aib diri sendiri
di balik seringai mata menyimpan haati yang mengepal
sudah lama ku tak mendengar peluru yang terlepas dari selongsongnya
menyingkap daging dan nurani bangsa
di balik wajah pilu sang EKSEKUTOR
sudahlah...
semua sudah bosan...
semua sudah tahu apa yang kalian mau...
kami sudah memberi segala sampai kalian senang
sampai kalian kepayang
tapi ingat sayang, kami ingin semua kembali...
karena kami rindu pada milik dan hak kami....
sudahlah...
sudahilah permainan kita ini... papan catur kita sudah usang...
yang kuingin sekarang bukannya kekar partnerku yang tenang, tapi tegarnya
kawanku dalam berjuang...

sudah.....
sudahilah permaian kita ini sayang...sayang...
karena ku sayang semua


Yono Yono
Malam Bulan Purnama
(By: dio_sigit)

Senja telah tiba menyambut datangnya malam,
mentari tenggelam bagaikan ditelan bumi.
Perlahan-lahan gelappun mulai merayap,
membuat hari pasti kan semakin sunyi.

Terlihatlah cahaya di ufuk timur,
cahaya rembulan penuh dengan pesona.
Angin berdesir lembut semilir,
terasa nyaman di dalam hati.

Begitu indah malam itu,
rembulan bulat putih kemilau.
Malam purnama penuh pesona,
setiap insan mendambakannya.

Malam beranjak semakin larut,
kehidupan pun tampak semakin surut.
Suasana malam terasa semakin sunyi,
tinggallah keheningan alam sejati.

Aku terhempas dalam kesunyian,
tertidur pulas dalam keheningan.
Jiwaku hanyut dalam kenangan,
terbawa jauh dalam impian.

Hari-hari yang Sepi

Kududuk melamun di senja hari,
Hatiku sendu menatap rindu.
Dikeheningan malam yang syahdu,
sepi menyelimuti di dalam kalbu.

Bila Malam telah tiba,
hatiku semakin menderita.
Tiada kasih di dalam jiwa,
yang menghibur hati di kala duka,

Termenung dalam kesendirian,
Sunyi mencekam dalam keheningan.
Tiada bulan bintangpun menghilang,
Yang kulihat hanya gelapnya malam.

Hari-hari sepi di dalam kalbu,
yang kuingat hanyalah dirimu.
Datanglah engkau di malam ini,
walaupun hanya di dalam mimpi.

Mimpi-mimpi yang indah telah sirna,
hilang bersama badai kehancuran,
Hati ini hancur dan tak bisa diukur,
hidupku pun kini menjadi amburadul.

Hidup ini begitu tak pasti,
kehendakku sering tak terpenuhi.
Hidupku malang telah kepalang,
tiada angan untuk suatu harapan.

Kasih sayang yang selalu kudambakan,
namun cacian yang malah kudapatkan.
Kasih pujaan telah hilang bersama awan,
tinggallah kenangan yang tak terlupakan.

Oh..... Betapa pilu hati nan rindu,
hancur berkeping kian tak menentu.
Hidupku bagaikan lilin yang akan redup,
goyah oleh tiupan angin yang berhembus.

Oh.... betapa kerinduan akan kasih sayang,
membuat jiwaku melayang ke atas awan.
Namun apa yang selalu kudapatkan,
hanyalah tiupan debu kehancuran.

Ya Allah Ya Tuhan Yang Maha Pengasih,
Kasihanilah diriku yang sedang sepi.
Berikanlah aku pelita penerang jiwa,
Agar jalan hidupku terang senantiasa.

Ya Allah Ya Tuhan yang Maha Besar,
Berikanlah aku ketabahan dan kesabaran.
Bimbinglah aku agar tetap tegar....
Agar hidupku tak hilang dalam kehancuran.

Ya Allah ya Tuhanku.....
Hanya kepada-Mu-lah aku bertumpu.
Aku serahkan semua sisa hidupku,
Bimbinglah aku selagi aku mampu,
Agar kebahagiaan datang dalam hidupku.....

Jakarta, 2 Nopember 2009
dibuat oleh Mujiyono (bagaskoro@yahoo.com)
untuk seorang sahabat/teman/kekasih
yang sedang dilanda oleh ketidak pastian....

"KALPATARU"

Alam indah di atas cakrawala,
mentari bersinar dengan gagahnya.
Gunung-gunung tinggi bagaikan menara hijau,
menjulang tinggi bagaikan menembus langit.

Betapa indah alam semesta ini,
bila kita pahami dengan sepenuh hati,
Jangan hancurkan dengan napsu untuk menguasai,
agar alam yang indah ini tetap abadi.

Bila alam telah murka,
badai mengamuk di mana-mana.
Hutanpun habis dilalap bara,
tentu rakyat yang menderita.

Mari peduli pada seisi bumi,
hutan yang gundul kita tanami.
Bila tumbuh sumbur nanti,
pasti alam terlihat asri.

R E S A H
( by :Iswanto Ginting )

Bumi bergoncang langit tertutup awan,
kelam mencekam bagaikan di tengah malam.
Dunia ini sedang terjadi suatu tragedi,
membuat manusia kebingungan di sana sini.

Kekeringan yang melanda bumi ini,
membuat petani tak bisa menanam padi.
Jerit dan tangis menghiasi para petani,
merintih, menusuk dan menyayat hati.

Dunia kini sedang mengalami resesi,
keresahan melanda rakyat di sana sini.
Ekonomi bangsa semakin tak terkendali,
membuat rakyat kecil hanya menggigit jari.

Semakin banyak manusia bermoral bejat,
semakin banyak penjilat saling melaknat,
Semakin jadi korupsi di sana sini,
semakin tipis iman dalam hati sanubari.

Wahai manusia makhluk Illahi Robbi,
sadarlah bahwa kita sedang diuji.
Marilah kita saling mengkoreksi,
untuk mencari kebenaran hakiki.

Wahai kaum kuat dan konglomerat,
berjuanglah demi kemakmuran rakyat.
Pangkatmu tidak akan tetap melekat,
amalkan hartamu agar dapat manfaat.

Hidup ini penuh dengan teka-teki,
semuanya tiada yang tetap abadi.
Bantulah sesama selagi kau bisa,
bantulah kaummu selagi kau mampu.

Mari bersandar pada yang Maha Besar,
dekatkan diri pada yang Maha Suci.
Berpasrah pada yang Maha Pemurah,
agar tentram dan damai hidup ini.

Nirwana Kehidupan
(by: Mujiyono)

Marilah kita berjalan saling beriringan,
melanglang buana di atas angkasa raya.
Mengarungi lautan di seluruh alam semesta,
mencari arti kehidupan di atas nirwana.

Mari kita berjalan di atas gumpalan mega-mega,
melayang bagaikan tamasya di atas angkasa.
Menembus kabut hitam dengan berbagai rintangan,
menuju tempat yang indah ke alam penuh pesona.

Kan kuceritakan tentang indahnya nirwana yang begitu mengesankan,
agar hatimu damai dalam ketenangan.
di atas nirwana ada mega-mega putih kemilau berjalan beriringan,
seakan tiada kesediahan yang di dalamnya,

suasananya begitu tenang dan penuh dengan kedamaian,
hening bagaikan tiada kegaduhan.
bintang-bintang bertebaran membuat semarak dengan hati bingar,
pesona alamnya begitu indah tiada bandingannya.

setiap insan ingin menggapai untuk dapat naik ke atas nirwana,
begitu banyak yang mencoba untuk dapat sampai ke puncaknya.
tapi banyak yang gagal di tengah perjalanan,
karena tidak dapat melewati segala rintangan-rintangannya.

begitu indahnya alam di sekitarnya,
tak kan bosan dan jemu bila sedang berada disana.
sejuknya angin surgawi dengan aroma bunga warna warni,
membuat setiap yang berada disana terasa begitu damai.

Semuanya begitu tentram bagaikan tiada problema,
begitu tenang tiada sedikitpun kegaduhan.
tiada kepanikan, tiada kekawatiran, tiada kegelisahan,
dan tiada segala yang membingungkan.
yang ada hanyalah ketenangan dan kedamaian......

IDUL FITRI

Suara bedug ditabuh bertalu-talu,
menyambut datangnya hari lebaran.
Gema Takbir terdengar mengalun merdu,
berkumandang saling bersaut-sautan.

Bulan Ramadhan telah berlalu,
hari kemenangan telah menunggu.
Sebulan penuh kita berpuasa,
menahan rasa lapar dan dahaga.

Bulan Ramadhan adalah penuh rahmat,
bila digali dengan penuh hikmat.
Lapar dan dahaga takkan terasa,
kalau kuat iman di dalam jiwa

Kini lebaran telah tiba,
Idul Fitri telah menanti.
Saling memaafkan antar sesama,
agar hati kita suci kembali.

Selamat Hari Raya idul Fitri,
maafkan segala kesalahan kami.
Hidup rukun yang kita cari,
agar kita tentram dan damai.

Yudo Ardiyanto
EGO...........

TAK HENDAKKAH KAU BICARA DIDEPANKU
ATAU...................
TIDAK................
AKU MAU HIDUP UNTUKKU
Yunanto
Perlukah judul untuk puisi ini???

Ada pedang yang menodong
Haruskah aku serahkan dada?
Langkah surut setapak adalah bijak
Tersenyum sipit melihat gelegak mereka
Mereka bahagia.......gumamku!
Buah caturku masih utuh
Goyangan di papan catur bukanlah gempa
Namun mereka kira semua tlah pecah
mereka bahagia......gumamku!
Detik demi detik aku mainkan
Teriakan mereka bahkan aku program
Mereka kira keriput ini mengendorkan tali tulang
Mereka hanyalah anak-anak.......gumamku!
Yang akan melangkah seperti apa yang kupikirkan
Akankah mereka melangkah dengan pikirannya?
Tidak........... mereka buta!!!
Dibutakan gelegak bahagia.......katanya!
Anak-anak .......mereka tak lebih dari sekedar anak-anak

By : dio_sigit
Zakki riyaNria Isnaini
Ketika Kutatap Mega

Malam beribu bintang
sedikit embun mendinginkan hati
mendung datang urungkan kata
di malam tahun baru ini

Selaksa harpamu nyanyikan merdu
biduk asmara di padang nirwana
menutup awan kala itu
menuju jiwa penuh harapan

Malam ini hanya sebait kata terucap
diantara ilalang malam
diantara riuh gemertak malam
dalam terompet tahun baru

Ing sawijining dina

Wengi iku amung ana lintang sawetara
rina wengi amung ana sorote kunang
padang bulan satitik tumuju ing ati
kelap-kelip dadikna wengi pating klilip

Kunang hambranang memuji mring Gusti
kasengsaran negeri iki ing wayah awan
wengi semripit ananging sak ringgit sepi
wengi iki ing atining salira karasa beda
klilap klilip kunang semubyaring lintang
padang kaapit wengi sepi
amung sawetara ing wektu
amung in sawijining dina wengi

Wayah awan kebak kasengsaran
sliwar-sliwer amung katuju kiwer
nagari kita lagi keblinger
tumraping Ati kang bener

Duh Gusti Ingkang Maha Agung
Kawula Hanyuwun Karidhaan Paduka
Mugi mugi nagari inggal wengi
hanyepi ing ati tumuju tentrem wingi uni
panguji punika habuktekake jiwa
bilih amung ingkang bener punika
satemenipun boten lepat
lan ingkang kablinger
mugi tetepa inggal gumugah ing ati
Amien Ya Rabbal 'Alamien

Zakki Riyan Isnaini

Kota Bengawan Itu

Sebongkah tembok di sisi kota
mengitari isi hati seorang manusia
menghiasi sisi bathin kehidupan kuasa
menjadi saksi akan suatu kata

Penguasa katakan semesta raya
dihening sebuah kata merdeka
dalam suatu peristiwa
di masa lalu hingga terlupa
di masa kini harus berganti

Tangan baja belenggu jiwa
porak porandakan raga manusia
tonggak raksasa itu dikekang
dikuasai rezim masa kini
membelenggu segala budaya bangsa

Tragedi itu pisahkan segala asa
asa tak terkira hanya dalam kata
segerombolan binasa untuk sebatang kara
sejuta makna akan kata kotaku
binasa untuk tumbuh kembali
bukan tumbal hanya sebuah mantera

Hijau kotaku menjadi bara angkara
damai desaku telah terbakar amarah
kicau burungku kini membisu
bersih alamku penuh sampah
rapi suasana berubah rata
hanya alir bengawan itu
menjadi saksi segala peristiwa
tuk merubah wajah kota penuh mustika

Kini kusaksikan saksi bisu sejarah
puing-puing peninggalan kenangan
di masa orde baru penuh haru biru
kan membawa asa namun belum kentara
dan itulah kotaku kini

Namun dari semua peristiwa yang ada
selalu bawa perubahan dan mustika
penguasa lama berganti ke rakyat
dan penguasa baru penuh arti
rezim terdahulu tak jadi
makan hak rakyat negeri kota ini
karena dia binasa
oleh keangkaraannya sendiri
dan kuharap damai hati dikota ini
damai sejahtera di negeri Indoensia tercinta

Wassalam, Merpati Putih dari Solo
Tahun baru 2009
send your poem, here!

FAISAL TEHRANI
IKRAR SENIMAN

Kalau huruf-huruf ini digantung pada
tali salang
nescaya kami panjat dan kami capai ia
kalau kata-kata ini direndam dalam
kawah penuh api
nescaya kami dakap dan kami selamatkan ia
- kerana seniman mana pernah tunduk pada kuasa?
biar harus dia mencari tinta dengan
membakar diri di mentari, terkurung sepi di rembulan
atau dinista dihina di muka bumi
seniman itu kuatnya pada mata pena
gentarnya tidak pada priyayi
resahnya terhampar pada himpunan kertas
kalau kalian bunuh kami
akan bangkit seribu bahkan sejuta lagi
tunas ini.

Kepergianmu

wpeAC.jpg (7186 bytes)


Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas

Kepada Seorang Ayah yang berbahagia,



wpe1.jpg (5799 bytes)

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu 

Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,

About Me

Foto Saya
Iswanto Ginting
Saya adalah Seorang manusia biasa... yang takut akan dosa
Lihat profil lengkapku
POSTING TERBARU
[=] TINGGALKAN PESAN ANDA DIBAWAH INI [=]
Photo Flipbook Slideshow Maker

Followers

'Create your ads
PASTE IN YOUR BLOG..!!
LENCANA FACEBOOK
Iswanto Ginting Sugihen Kutambaru Simalem Nari
 

Copyright © 2009 by Iswanto Ginting.S

Template by Icha-Nangin | Dunia Malam